JENIS-JENIS METODE MENGAJAR

 

JENIS-JENIS METODE MENGAJAR

  

Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi ada proses belajar yang efektif dalam pembelajaran. Setiap metode megajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam membetuk pengalaman belajar siswa, tetapi satu dengan yang lainya.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran maupu untuk membentuk kemampuan siswa diperlukan adaya suatu metode mengajar yang efektif. Metode mengajar ini bukan haya harus dikuasi oleh guru tetapi juga harus dikuasai oleh siswa itu sendiri.

Setiap metode mengajar memiliki keuggulan dan kekurangan sehingga hal tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih metode tersebut. Kelemahan-kelemahan dalam suatu metode harus diantisipasi dan dikaji oleh guru agar dalam penggunaannya dapat efektif.

A.  Metode Ceramah (Lecture)

Metode ceramah masih banyak digunakan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran secara klasikal. Metode ceramah merupakan suatu cara penyajian bahan atau peyampaian bahan pelajaran secara lisan dari guru. Dalam bentuk penyajianya, metode ceramah sangat sederhana dari mulai pemberian informasi, klarifikasi, ilustrasi, da meyimpulkan. Ceramah yang baik adalah ceramah bervariasi artinya ceramah yang dilengkapi dengan penggunaan alat dan media serta adanya tambahan dialog interaktif atau diskusi sehingga proses pembelajaran tidak menjenuhkan.

Dalam memberikan ceramah hendaknya substasi atau materi tersusun secara sistematis, dari sederhana, mudah, konkret menuju kepada yang lebih kompleks, sukar dan abstrak. Cara peyampaian juga tersusun secara sistematis mulai dari pemberian informasi, identifikasi dan klarifikasi masalah, penyajian analisis masalah, stimulus semangat, sampai pemunculan ide baru. Kegiatan belajar merupakan suatu aktivitas proses mental dalam membentuk proses berpikir dan membentuk kemampuan intelektual yang dimiliki siswa. Siswa mendengarkan guru merupakan suatu proses mental itelektual yang harus dikondisikan untuk selalu aktif. Oleh karena itu, mendengarkan penjelasan guru akan memerlukan perhatian atau pemusatan pikiran maupu perasaan terhadap apa yang diinformasika oleh guru.

1.    Karakeristik Metode Ceramah

Metode cermah digunakan apabila proses pembelajaran yang dilakukan lebih bersifat pemberian informasi berupa fakta atau kosep-kosep sederhana. Proses pembelajarannya dilakukan secara klasikal dengan jumlah siswa yang relative banyak. Biasanya penggunaan metode ceramah lebih bersifat monoton, guru lebih banyak berbicara. Oleh karea itu, perlu ada variasi-variasi terutama gaya dan seni guru dalam berbicara, seperti intonasi, improvisasi, semangat, dan isi pesan yang disampaikan harus benar-benar diminati oleh siswa. Di samping itu, variasi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan interaksi antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa. Dalam hal ini guru harus dapat memvariasikan dengan tanya jawab atau dengan dialog sehingga siswa tidak merasa jenuh hanya mendengarkan saja. Demikian pula dalam prosesnya perlu adanya dukungan kondisi yang efektif dari guru seperti suasana emosional yang dapat membangkitkan motivasi dan perhatian dari siswa selama mendengarkan ceramah guru.  

2.    Prosedur Metode Ceramah

Untuk memahami prosedur ceramah, coba ada lihat kembali Modul Prosedur Pembelajaran pada kegiatan inti pembelajaran dalam pembelajaran klasikal

3.    Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Ceramah

Untuk menunjang efektivitas penggunaan metode ceramah perlu dipersiapkan kemampuan guru maupun kondisi siswa yang optimal. Di bawah ini dijelaskan tentang kemampuan guru dan kondisi siswa guna mendukung efektivitas metode ceramah dalam pembelajaran.

Ada beberapa kemampuan yang harus diperhatikan oelh guru utuk mendukung keberhasilan metode ceramah dalam pembelajaran. Yaitu (a) menguasai teknik-teknik ceramah yang memungkinkan dapat membangkitkan minat, dan motivasi siswa; (b) mampu memberikan ilustrasi yang sesuai dengan bahan pelajaran; (c) menguasai materi pelajaran; (d) menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistematik; (e) menguasai aktivitas seluruh siswa dalam kelas. Sedangkan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ceramah berkaitan dengan kodisi siswa adalah (a) siswa mampu mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran yang dijelaskan guru; (b) kemampuan awal yang dimiliki siswa berhubungan dengan materi yang akan dipelajari; (c) memiliki suasana emosional yang mendukung untuk memperhatikan da memiliki motivasi mengikuti pelajaran.

4.    Keuggulan.

Penggunaan metode ceramah dapat menjadi baik dalam pembelajaran, di antaranya (a) metode ini dianggap ekonomis waktu dan biaya karena waktu dan materi pelajaran dapat diatur oleh guru secara langsung, materi dan waktu pelajaran sangat ditentukan oelh system nilai yang dimiliki oleh guru yang bersangkutan; (b) target jumlah akan lebih banyak, apalagi jika menggunakan alat sound system; (c) bahan pelajaran sudah dipilih/dipersiapkan sehingga memudahkan untuk mengklasifikasikan dan mengkaji aspek-aspek bahan pelajaran; (d) apabila bahan pelajaran belum dikuasai oleh sebagian siswa maka guru akan merasa mudah untuk menugaskan dan memberikan rambu-rambu pada siswa yang bersangkutan.

5.    Kelemahan

Beberapa kelemahan yang mungkin terjadi dalam metode ceramah adalah (a) sulit bagi yang kurnag memiliki kemampuan menyimak dan mencatat yang baik; (b) kemungkinan menimbulkan verbalisme; (c) sangat kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi secara total (hanya proses mental, tetapi sulit dikontril); (d) peran guru lebih banyak sebagai sumber pelajaran; (e) materi pelajaran lebih cenderung pada aspek ingatan; dan (f) proses pembelajaran ada dalam otoritas guru.

B.  METODE DISKUSI

Metode ini sering digunakan dalam pembelajaran kelompok atau kerja kelompok yang di dalamnya melibatkan beberapa orang siswa untuk menyelesaikan pekerjaan atau tugas atau permasalahan.

1.    Karekteristik

Dalam penggunaan metode diskusi, bahan pelajaran harus dikemukakan dengan topik permasalahan atau persoalan ayang akan menstimulus siswa menyelesaikan permasalahan/persoalan tersebut. Untuk menjawab tau menyelesaikan permasalahan/persoalan tersebut, perlu dibentuk kelompok yang terdiri dari beberapa siswa sebagai anggota dalam kelompok tersebut. Kelancaran diskusi ditentukan oleh moderator, tugas utama guru banayak berperan sebagai pembimbing agar diskusi menjadi efektif.

2.    Prosedur.

Untuk mengkaji prosedur metode diskusi, coba lihat kembali Modul Prosedur Pembelajaran pada kegitaan inti pembelajaran dalam pembelajaran kelompok.

3.      Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Diskusi

Kemampuan guru yang perlu dipersiapkan dalam melaksanakan pembelajaran diskusi, yaitu:

a)    Mampu merumuskan permasalahan sesuaia dengan kurikulum yang berlaku;

b)   Mempu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi permasalahan serta menarik kesimpulan;

c)    Mampu mengelompokan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa

d)   Mampu mengelola pembelajaran melalui diskusi;

e)    Menguasai permasalahan yang didiskusikan.

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang pelaksanaan diskusi di antaranya adalah:

a)    Memiliki motivasi, perhatian, dan minat dalam berdiskusi;

b)   Mampu melaksanakan diskusi;

c)    Mampu  menerapkan belajar secara bersama;

d)   Mampu mengeluarkan isi pikiran atau pendapat/ide;

e)    Mampu memahami dan menghargai pendapat orang lain

4.    Keunggulan

Keunggulan metode diskusi diantaranya dapat memfasilitasi siswa agar dapat, yaitu:

a)    Bertukar pikiran;

b)   Menghayati permasalahan;

c)    Merangsang siswa untuk berpendapat;

d)   Mengembangkan rsa tanggung jawab;

e)    Membina kemampuan berbicara;

f)    Belajar memahami pendapat atau pikiran orang lain;

g)   Memberikan kesempatan belajar

5.    Kelemahan

Namun demikian, dalam metode diskusi pun masih tetap ada kelemahan yang perlu diantisipasi oleh guru diantaranya adalah:

a)    Relative memerlukan waktu yang cukup bannyak;

b)   Apabila siswa tidak memahami konsep dasar permasalahan maka diskusi tidak akan efektif;

c)    Materi pelajaran dapat menjadi lebih luas;

d)   Yang aktif hanya siswa tertentu saja.


C.  METODE SIMULASI (SIMULATION)

Metode simulasi merupakan salah satu metode mengajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Metode simulasi dapat digunakan di kelas tinggi di sekolah Dasar, Siswa akan dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Di samping itu, dalam metode simulasi siswa diajak untuk dapat bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Ada beberapa jenis model simulasi di antaranya, yaitu;

1)   Bermain peran(role playing);

2)   Sosiodrama;

3)   Permainan simulasi (simulation games)


1.    Karakteristik Metode Simulati

Metode mengajar simulasi banyak digunakan pada pembelajaran IPS, PKn, pendidikan Agama dan pendidikan apresiasi. Pembinaan kemampuan bekerja sama, komunikasi, dan interaksi merupakan bagian dari keterampilan yang akan didiskusikan melalui pembelajaran simulasi. Metode mengajar simulasi banyak menuntut aktivitas siswa sehingga berlandasakan pada pendekatan CBSA dan keterampilan proses. Di samping itu, Metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis kontekstual.

2.    Prosedur.

Prosedur metode simulasi yang harus ditempuh dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.

a)      Menetapkan topik simulasi yang diarahkan oleh guru.

b)      Menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas.

c)      Simulasi diawali dengan petunjukkan dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran yang dimainkan.

d)     Proses pengamatan terhadap proses, peran, teknik, dan prosedur dapat dilakukan dengan diskusi.

e)      Kesimpulan dan saran dari kegiatan simulasi.

3.    Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Simulasi

Kemampuan guru yang harus diperhatikan untuk menunjang metode simulasi di antaranya:

a)      Mampu menunjang siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur dan peran yang akan dilakukan dalam simulasi;

b)      Mampu memberikan ilustrasi;

c)      Mampu  menguasai pesan yang dimaksud dalam simulasi tersebut;

d)     Mampu mengamati secara porses simulasi yang dilakukan oleh siswa

Adapun kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan dalam penerapan metode simulasi adalah:

a)      Kondisi, minat, perhatian, dan motivasi siswa dalam bersimulasi

b)      Pemahaman terhadap pesan yang akan menstimulasikan;

c)      Kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan.

4.    Keunggulan

Beberapa keunggulan penggunaan metode simulasi di antaranya adalah:

a)      Siswa dapat melakukan interaksi social dan komunikasi dalam kelompoknya;

b)      Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat langsung dalam pembelajaran;

c)      Dapat membiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial, hal ini dapat dikatakan sehingga implementasi pembelajaran yang berbasis kontekstual;

d)     Melalui kegiatan kelompok dalam situasi dapat membina hubungan personal yang positif;

e)      Dapat membangkitkan imajinasi;

f)       Membina hubungan komunikasi dan bekerjasama dalam kelompok.


5.    Kelemahan.

Namun demikian, dalam metode simulasi pun masih tetap ada kelemahan atau kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh para guru jika akan menerapkan metode ini, di antaranya adalah:

a)      Relative memerlukan waktu yang cukup banyak;

b)      Sangat bergantung pada aktivitas siswa;

c)      Cenderung memerlukan pemanfaatan sumber belajar;

d)     Banyak siswa yang kurang menyenangi simulasi sehingga simulasi menjadi tidak efektif.


D.           METODE DEMONSTRASI

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesutau sehingga dapat mempelajarinya secara proses. Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran disesuaikan dengan topik dan tujuan pemkbelajaran yang akan dicapainya. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan demonstrasi adalah posisi siswa seluruhnya harus dapat memperhatikan (mengamati) objek yang akan didemonstrasikan. Selama proses demonstrasi, guru sudah mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam demonstrasi tersebut.

Guru dituntut menguasai bahan pelajaran serta mampu mengorganisasi kelas. Sering terjadi kesalahan dalam pelaksanaan demonstrasi guru yang aktif sedangkan siswa pasif hanya memperhatikan demonstrasi guru, bahkan posisi pandang siswa tidak focus terhadap objek yang ditampilkan guru. Demonstrasi digunakan semat-mata hanya untuk:

a)    Mengonkretkan suatu konsep atau prosedur yang abstrak;

b)   Mengajarkan bagaimana berbuat atau menggunakan prosedur secara tepat;

c)    Meyakinkan bahwa alat dan prosedur tersebut bisa digunakan;

d)   Membangkitkan minat menggunakan alat dan prosedur.


1.      Karakteristik.

Metode mengajar demonstrasi hakikatnya untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa dalam penguasaan proses objek tertentu. Metode mengajar deomstrasi juga identik dengan metode mengajar modeling. Dalam pelaksanaan metode mengajar demonstrasi, selain guru yang akan menjadi model juga dapat mendatangkan nara sumber yang akan mendemonstrasikan objek materi pelajaran, dengan syarat harus menguasai bahan materi yang didemonstrasikan, serta mengutamakan aktivitas siswa untuk melakukan demonstrasi tersebut. Dalam demonstrasi cenderung bahan dan situasi yang digunakan adalah objek yang sebenarnya.

2.      Prosedur.

Prosedur metode demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.

a)      Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.

b)      Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan

c)      Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa.

d)     Penguatan (diskusi, Tanya jawab, dan/atau latihan) terhadap hamil demonstrasi.

e)      kesimpulan

3.      Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Demonstrasi.

Kelemahan guru yang perlu diperhatikan dalam menunjang keberhasilan demonstrasi, di antaranya adalah:

a)      Mampu secara proses dalam melaksanakan demonstrasi materi atau topik yang dipraktikkan;

b)      Mampu mengelola kelas, dan menguasai siswa secara menyeluruh;

c)      Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan;

d)     Mampu melaksanakan penilaian proses. 

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang demonstrasi, di antaranya adalah:

a)      Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat terhadap topik yang  akan didemonstrasikan.

b)      Memahami tentang tujuan/maksud yang akan didemonstrasikan;

c)      Mampu mengamati proses yang akan didemonstrasikan;

d)     Mampu mengidentifikasikan kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi. 

4.      Keunggulan.

Keunggulan implementasi metode mengajar demonstrasi dapat dicapai apabila kondisi pembelajaran diciptakan secara efektif, di antaranya keunggulan tersebut adalah;

a)      Siswa-siswa dapat memahami bahan pelajaran sesuai dengan objek yang sebenarnya;

b)      Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa;

c)      Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis;

d)     Dapat mengetahui hubungan yang structural atau urutan objek;

e)      Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek.

5.      Kelemahan.

Namun demikian, dalam metode demonstrasi pun masih tetap ada kelemahan atau kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh guru jika akan menerapkan metode ini, di antaranya adalah:

a)      Hanya dapat menimbulkan cara berpikir yang konkret saja;

b)      Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur maka demonstrasi tidak efektif;

c)      Bergantung pada alat bantu yang sebenarnya;

d)     Sering terjadi siswa kurang berani dalam mencoba atau melakukan praktik yang didemonstrasikan.

  

E.  METODE EKSPERIMEN.

Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang dalam penyajian atau pembahasan materinya melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta mengamati secara proses.

1.    Karakteristik

Implementasi pembelajaran eksperimen selalu menuntut penggunaan alat bantu yang sebenarnya karena esensi pembelajaran ini adalah mencobakan sesuatu objek.

2.    Prosedur.

Prosedur metode eksperimen dapat dilakukan sebagai berikut.

a)    Mempersiapkan alat bantu (alat eksperimen)

b)   Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam eksperimen.

c)    Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembaran kerja/pedoman eksperimen yang disusun secara sistematis sehingga siswa dalam pelaksanaan tidak banyak mendapat kesulitan dan membuat laporan.

d)   Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen dilakukan dengan diskusi, Tanya jawab, dan/atau tugas

e)    Kesimpulan.

3.    Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Eksperimen

Kemampuan guru harus diperhatikan agar berhasil dengan baik, di antaranya adalah:

a)      Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan eksperimen;

b)      Menguasai konsep yang dieksperimenkan;

c)      Mampu mengelola kelas;

d)     Mampu menciptakan kondisi pembelajaran eksperimen secara efektif;

e)      Mampu memberikan penilaian secara proses.

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang eksperimen adalah dapat:

a)      Memiliki motivasi, perhatian, dan minat belajar melalui eksperimen;

b)      Memiliki kemampuan melaksanakan eksperimen;

c)      Memiliki sikap yang tekun, teliti, dan kerja keras;

d)     Mampu menulis, membaca, dan menyimak dengan baik.

4.    Keunggulan.

Keunggulan implementasi metode mengajar eksperimen dapat dicapai apabila kondisi pembelajaran dicptakan secara efektif diantara keunggulan tersebut adalah dapat:

a)    Membangkitkan rasa ingin tahu siswa;

b)   Membangkitkan sikap ilmiah siswa;

c)    Membuat pembelajaran bersifat actual;

d)   Membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu.

5.    Kelemahan.

Namun demikian, dalam metode eksperimen pun masih tetap ada kelemahan atau kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh guru jika ingin menerapkan metode ini, di antaranya:

a)      Memerlukan alat dan biaya;

b)      Memerlukan waktu yang relative lama;

c)      Sangat sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen ;

d)     Guru dan siswa banyak yang belum terbiasa melakukan eksperimen.


F.            METODE KARYA WISATA

Pembelajaran outdoor  hampir  identik dengan pembelajaran karya wisata (field trip) artinya aktivitas belajar siswa di bawa ke luar kelas.

1.    Karakteristik

Menemukan sumber bahan pelajaran sesuai dengan perkembangan masyarakat, dilaksanakan di luar kelas/sekolah, memiliki perencanaan, aktivitas siswa lebih muncul dari pada guru, aspek pembelajaran merupakan salah satu implementasi dari pembelajaran berbasis kontekstual.

2.    Prosedur

Porsedur metode karya wisata atau outdoor dapat dilakukan sebagai berikut.

a)    Menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai siswa.

b)   Mempelajari topik karya wisata atau outdoor.

c)    Merumuskan kegiatan yang akan ditempuh

d)   Melakukan kegiatan.

e)    Menilai kegiatan.

f)    Melaporkan hasil kegiatan. 

3.    Prasyarat untuk Mengoptimalkan Metode Karya Wisata

Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar karya wisata atau outdoor berhasil dengan baik di antaranya adalah:

a)      Mampu mengidentifikasi objek karya wisata atau outdoor yang sesuai dengan tujuan pembelajaran;

b)      Mampu membuat perencanaan dan panduan siswa dalam melaksanakan karya wisata;

c)      Mampu mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam karyawisata;

d)     Mampu mengontrol, memfasilitasi, dan membimbing aktivitas siswa selama melaksanakan kegiatan.

e)      Mampu menilai kegiatan karyawisata.

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang karyawisata maupun outdoor adalah;

a)      Mampu memahami petunjuk pelaksanaan karyawisata;

b)      Mampu menyusun laporan hasil karyawisata;

c)      Mampu belajar secara mandiri maupun kelompok (mampu bekerja sama);

d)     Mampu menggunakan bahan atau alat yang diperlukan dalam kegiatan karyawisata maupun outdoor.


4.    Keunggulan.

Namun demikian, dalam metode karyawisata atau outdoor masih tetap ada kelemahan atau kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh guru diantaranya;

a)    Memerlukan alokasi yang cukup banyak;

b)   Memerlukan pengawasan dan bimbingan ekstra ketat terhadap aktivitas siswa;

c)    Akan banyak menggunakan biaya;

d)   Jika tidak dikontrol maka siswa selalu terlena dengan bermainnya dari pada belajarnya.


G.           METODE PEMECAHAN MASALAH

Pemecahan masalah merupakan salah satu cara yang harus banyak digunakan dalam pembelajaran karena metode pemecahan masalah merupakan metode mengajar yang banyak mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Metode pemecahan masalah hakikatnya sama dengan inkuiri dan discovery. Aktivitas dalam proses belajar yang ditempuh siswa dapat dilakukan secara kelompok maupun individu, penentuannya bergantung pada target kemampuan dan tujuan pembelajaran yang akan dicapainya.

1.    Metode pemecahan maslah merupakan suatu metode ilmiah yang digunakan dalam proses pembelajaran. Metode ini sesuai jika digunakan pada siswa Sekolah Dasar di kelas tinggi. Cenderung pendekatan induktif yang digunakan dalam proses pembelajaran pemecahan masalah, siswa belajar mulai dari hal-hal yang khusus sampai pada konsep umum

2.    Prosedur.

Prosedur metode pemecahan masalah dapt dilakukan sebagai berikut.

a)    Merumuskan dan membatasi masalah. Masalah yang diambil dari kehidupan sehari-hari atau masalah aktual biasanya lebih kompleks. Oleh karena itu, siswa harus merumuskan dahulu menjadimasalah yang jelas dan membatasi masalah tersebut.

b)   Merumuskan dugaan dan pertanyaan. Siswa di bawah bimbingan guru ditugaskan untuk membuat pertanyaan atau merumuskan dugaan atas jawaban dari permasalahan, artinya dugaan tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan maupun pernyataan.

c)    Mengumpulkan data atau mengolah data. Untuk menjawab permasalahan yang telah diajukan. Data tersebut dapat diperoleh dari buku, dokumen, atau informasi langsung dari nara sumbernya.

d)   Membuktikan atau menjawab pertanyaan. Data-data yang diperoleh dikelompokan atau dianalisis atau diklarifikasi untuk menjawab pertanyaan.

e)    Merumuskan kesimpulan. Hasil pembuktian tersebut dirumuskan menjadi alternative jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan dapat berupa alternative tindakan, upaya-upaya untuk masalah yang dihadapi.   

3.    Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Pemecahan Masalah.

Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar pemecahan masalah berhasil dengan baik di antaranya adalah:

a)    Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan pemecahan masalah;

b)   Menguasai konsep yang di-problem solving-kan;

c)    Mampu mengelola kelas;

d)   Mampu menciptakan kondisi pembelajaran pemecahan masalah secara efektif;

e)    Mampu memberikan penilaian secara proses.

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang pemecahan maslah adalah:

a)    Memiliki motivasi, perhatian, dan minat belajar melalui pemecahan masalah;

b)   Memiliki kemampuan melaksanakan pemecahan masalah;

c)    Memiliki sikap yang tekun, teliti, dan kerja keras;

d)   Mampu menulis, membaca, dan menyimak dengan baik.

4.    Keunggulan

Keunggulan implementasi metode mengajar pemecahan masalah dapat dicapai apabila kondisi pembelajaran diciptakan secara efektif, di antaranya keunggulan tersebut adalah:

a)      Mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah;

b)      Mengembangkan kemampuan berfikir kritis;

c)      Mempelajari bahan pelajaran yang actual dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat;

d)     Jika dilaksanakan secara kelompok dapat mengembangkan kemampuan social siswa;

e)      Mengoptimalkan kemampuan siswa.

5.    Kelemahan.

Namun demikian, dalam metode pemecahan masalah masih tetap ada kelemahan atau kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh guru di antaranya;

a)    Waktu yang digunakan relative lama;

b)   Bahan pelajaran tidak bersifat logis dan sistematis;

c)    Memerlukan bimbingan dari guru.

Masih banyak metode lain yang dapat diguanakan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.

           

Sumber: Strategi Pembelajaran di SD

Penulis: Prof. Dr. Sri Anitah. W. Dkk

Penerbit: Universitas Terbuka







Related

Teknologi 7181935068391421062

Post a Comment

emo-but-icon

item